Archive for 2010

Negara Terkaya di Dunia

Yup, beberapa minggu yang lalu ada suatu note yang beredar di FB. Judulnya tentang negara terkaya di dunia, tapi luput dari perhatian dunia. Nah, isi notenya, ternyata negara itu Indonesia, dan disebutin juga apa-apa yang membuat Indonesia jadi negara terkaya di dunia itu. Untuk info lebih lanjut tentang notenya, bisa baca di sini (langsung ke notenya).

Tapi, sejujurnya, aku ga setuju sama note itu. Kenapa? Karena sebenarnya bukan DUNIA yang luput memperhatikan kekayaan Indonesia, tapi BANGSA INDONESIA kita sendiri yang luput menyadari hal itu!

Kok bisa?

Nah, sekarang kita pikir. Berapa banyak perusahaan asing yang mau bekerja sama dengan Indonesia dalam hal pertambangan, perikanan, dll? Berapa banyak perusahaan asing yang menanamkan modal di Indonesia?
Kepada siapa kita mengekspor bahan mentah? Ke negara asing bukan? Artinya kita sudah melakukan berbagai macam kerja sama dengan negara asing. Artinya juga, negara asing sudah menyadari potensial negara Indonesia kita, makanya mereka mau bekerja sama dan menanamkan modal.

Jadi, bukan DUNIA yang tidak memperhatikan kekayaan Indonesia, tapi KITA SENDIRI yang tidak menyadarinya! Karena kita tidak menyadarinya, kita dibodohi oleh negara asing. Karena kita bahkan tidak sadar dengan kekayaan yang kita miliki. Kalau yang punya aja ngga sadar tentang apa yang dipunyai, mana tahu kalau dicuri?? Bener ngga??

So, aku harap dengan post ini, dan link yang tadi udah aku sertain, kita semua bisa makin menyadari bahwa negara kita punya potensi yang besar untuk maju. Kita hanya belum menyadari dan kita harus menyadarinya sebagai tahap awal untuk maju! Kalau ngga, kita bakal dibodohin terus dan jadinya kita ga maju-maju dong..

Si Centil Ita (Just for fun :D)

Ita baru masuk SMA.
Masa-masa pubernya bikin ia centil dan suka ngerjain orang.
Kali ini dia dapet kata-kata baru buat ngerjain orang.

Hari pertama, dia nelepon temannya, “Rin, gue dah tau semuanya!”
“Haaaaah....?”, suara di sana terdengar lemas.
“Ta, elu jangan bilang Indri kalo gue jalan sama cowoknya ta Ta. Gue ada voucher makan di HokBen, elu jangan bilang-bilang yah... Sori, gue cuma bisa ngasih itu doang.”
“Okelah... gue sih terima aja. Lu kan temen gue.”
Begitu telepon ditutup, Ita langsung teriak girang.
“Wah oke juga nih, gue dapet voucher HokBen!! Coba gue praktekin lagi.”

Kali ini Ita masuk kamar kakaknya dang langsung bicara pelan di dekat kuping kakaknya yang lagi tiduran.
“Wa, gue udah tau semuanya. Ternyata gitu ya Wa...”
Dewa langsung bangun, mengambil sebuah kunci dan berbisik pada Ita, “Ta, lu boleh pake mobil sebulan penuh plus gue kasih bensinnya. Tapi jangan bilang Papi kalo gue nge-gele ya!!!”
“Beres!”, sahut Ita.

Ita benar-benar girang.
Kali ini dia mencegat Papinya yang baru pulang kerja.
“Pi...”, Ita mengejar Papinya yang cuek bebek.
“Pi... Ita mau ngomong.”
“Ada apa sih Ta?!!! Papi capek nih!”
“Ita udah tau semuanya Pi...”
Mendadak Papinya celingukan, mengeluarkan HP dan menelepon seseorang.
“Ta... credit card kamu udah Papi aktifkan lagi, Tapi!!! Jangan pernah bilang Mami soal si Ijah.”
Ita girang campur sebel.
Ternyata Papinya menduakan Mami cuma demi pembantunya si Ijah.
Ita langsung berlari tanpa sepatah kata pun.

Di luar, Ita bertemu Pak Udi, sopirnya yang sudah belasan tahun bekerja di rumahnya.
Ita mulai usil lagi.
Dia kesal juga, pasti dia tau soal si Ijah, tapi bungkan selama ini.
Gue kerjain juga nih... pikirnya.

“Pak!!!”, Ita benar-benar membuat kaget sopirnya.
“Saya sudah tahu semuanya.”
Pak Udi terbengong... dan perlahan meneteskan air mata.
Ita malah bingung.
“Ita!!! Peluklah Bapakmu ini sayang!! Akhirnya kamu tahu juga Nak!!!”

GUBRAXXXX!!! xD

Moral bangsa kita makin rusak :(

Ada sharing dikit nih dari temen aku..
So, ceritanya tadi pagi dia dianterin ke sekolah sama supirnya.. Nah terus waktu di jalan, ada sepeda motor yang arah jalan / jalurnya ga bener.. Otomatis sama si supir dibel, supaya sepeda motornya pindah jalur..
Nah, di sini ini konfliknya muncul. Sepeda motor itu ditumpangin sama ibu-ibu sama kedua anaknya. Yang satu masih kecil banget, mungkin sekitar TK, yang satunya lebih gede, sekitar kelas 3-4 SD.
Nah, waktu sama si supir dibel, si sepeda motor emang minggir ke tepi jalan, terus sama si supir ya otomatis langsung disalip.. Parahnya, waktu mobil temen aku ini pas di samping sepeda motor tadi, dia liat dengan jelas kalau yang anak nya itu (yang udah SD) meso meso, JANC*K.. yah taulah apa yang saya maksud ><
liat kan.. bahkan anak kecil aja sekarang dengan mudahnya melontarkan kata-kata yang tidak pantas alias mesoh.. itu memang cuma kata-kata, tapi moral kita sudah rusak karenanya. Di generasi ini, anak SD sudah bisa mesoh. Di generasi berikutnya? Apakah anak TK juga mau diajarin mesoh juga?
Jika hal ini terus berlanjut, moral bangsa kita akan semakin terpuruk semakin dalam dan lebih dalam..

Orang Tua Pun Energik

Haii.. Hari ini aku mau sharing sedikit tentang pengalaman yang nyata bin ajaib yang mungkin sebagian teman-teman udah tahu semua ^^

Jadi, malam ini aku lagi liat TV. Karena filmnya lagi iklan, aku iseng-iseng pindah saluran. Terus sampe di satu saluran yang namanya Batu TV. Di situ, lagi ada acara ulangan di mana ibu-ibu, bapak-bapak ngumpul buat line dance sama nyanyi-nyanyi juga. Waktu aku udah mau pindah saluran, baru mau mencet tombol remote, eh aku ga jadi mencet. Ada sesuatu yang nahan aku buat mencet tombol. Tahukah kalian apa itu?

Deng deng deng deng..

Waktu aku mau mindah saluran, si kameraman lagi nge-shoot para pemain musiknya, drummer, pianis. Nah, yang bikin kaget, yang jadi drummer sama pianisnya itu orang tua lho! Ngga keliatan sama sekali masih kaya om-om. Keliatan banget kalau udah tua, yang udah momong cucu.

Nah, lihat kan? Sekali lagi, kita lihat kalau orang Indonesia sangat hebat. Walaupun tua masih energik. Kalian mungkin bisa meremehkan, paling juga cuma main satu lagu. Ngga lho. Mereka main terus dari awal acara sampe akhir acara. Artinya, mereka ga cuma main satu lagu. Gitu juga dengan yang nge-dance. Ada yang udah berumur juga lho.

Jadi, jangan sampai kalian berpikir, aku tua, aku ngga bisa apa-apa. Salah besar. Lihat buktinya, ada yang udah tua, tapi juga masih energik dan bisa macam-macam kok.


Oke, bukti nyatanya aja, kalau orang tua ga boleh diremehin. Nah bukti yang ini aku lihat sendiri. ^^

Papaku udah umur hampir 60. Tapi tiap pagi juga masih olahraga. Papa olahraga tiap pagi, lompat-lompat, gerak badan, paling ga satu jam an. Alhasil, badan papaku ga gendut, plus ga penyakitan. Ga gampang kolesterol, ga tekanan darah tinggi, ga ada asam urat, atau penyakit lain yang biasanya umum buat orang-orang yang udah berumur.

Dibandingin sama temen-temen papaku, mereka yang bergantung sama obat, malah efeknya ga sebaik efek yang diterima papaku.

Jadi, walaupun tua, tetep jangan bergantung sama obat-obatan. Justru, semakin tua harus semakin aktif untuk berolahraga. Hasil yang dicapai memuaskan, ga hanya lebih kurus (ingat, orang yang sudah berumur lebih baik kurus daripada gendut!) tapi juga ga gampang penyakitan (tapi pola makan juga harus dijaga). Bukti dan nyatanya aja udah kulihat sendiri di papaku ^^

Oke, sekian celotehanku. Moga-moga bermanfaat dan bisa memberikan inspirasi buat teman-teman semua :D



Budaya Kita Semakin Luntur

Apa sih pengertian budaya bagi kalian?
Kalau menurutku, itu adalah suatu tradisi yang turun temurun diceritakan dan diwariskan ke anak cucu dan generasi berikutnya.

Hari ini aku baca cerpen buatan salah satu temenku. Isinya tentang budaya kita yang perlahan-lahan mulai luntur. Intinya tentang seorang anak kecil yang malu karena ia biasa menyebut ibunya Simbok, dan teman-temannya mengejeknya karena hal itu. Teman-temannya mengejeknya tidak mengikuti perkembangan jaman, karena semua teman-temannya memanggil orang tuanya dengan sebutan papa, papi, mama, atau mami. Tapi, apa makna dari sebutan "Simbok" itu sendiri? Di cerpen itu juga dijelaskan, makna dari Simbok sendiri adalah Tukang tombok, di mana jika dalam keluarga itu ada kekurangan, Simbok lah yang menutupi kekurangan itu. Jadi Simbok bukan hanya sekedar kata kampungan, tapi memiliki makna yang dalam. Tapi, apakah papa, papi, mama, atau mami memiliki makna yang jelas? Tidak. Tidak ada makna yang dalam pada kata-kata tersebut, tidak seperti kata Simbok tadi.



Sekali lagi, kita bisa melihat, bahwa Indonesia begitu kaya akan budaya, bahkan dalam tiap katanya mengandung makna tertentu. Jadi, apa tugas kita selanjutnya, sebagai generasi muda? Kita harus mewariskan tradisi dan budaya kita, karena suatu makhluk yang tidak berbudaya sama saja dengan makhluk yang tidak memiliki apa-apa. Jadi, seorang manusia yang kaya adalah mereka yang banyak memiliki budaya yang diwariskan dari generasi sebelumnya :)



Orang Luar Negeri Lebih Mandiri? Apa Hubungannya Sama Pendidikan?

Beberapa waktu yang lalu, aku sama beberapa temen ikut seminar tentang HIV / AIDS selama 8 kali pertemuan. Dan perlu kuakui, seminarnya menarik :D

Nah, apa hubungannya seminar itu sama topik kita kali ini? Di seminar itu, mereka mendatangkan sumber dari negara luar. Dan yang terakhir, adalah sumber dari Canada, Amerika. Ada satu sesi di mana dia cerita tentang negaranya di sana dan kita boleh tanya-tanya. Terus, native ini cerita, kalau di Canada, pendidikan itu gratis sampe sekitar SMA. Nah, setelah memasuki universitas, baru mereka mulai hidup sendiri. Mereka harus mulai cari kerja buat biayain kuliah mereka, karena orang tua tidak ikut-ikutan urusan administrasi mereka (alias semua biaya tanggung sendiri). Ga kaya kita orang Indonesia, masuk universitas semua biaya juga masih ditanggung orang tua (kita harus bersyukur!). Itu masih universitas saja. Belum mereka yang universitasnya jauh dari tempat tinggal orang tua, sehingga mereka masih harus bayar apartment.

Nah, apa perlu kita mencontoh hal seperti itu?
Mungkin tidak semuanya. Karena bagaimanapun juga budaya kita berbeda. Di sana menjunjung freedom atau kebebasan, sehingga anak SMA pun bisa kerja sambilan di pom bensin, dibayar per jam, dan di sana juga ada upah minimumnya. Saat ini, mungkin kita masih belum mampu kalau setaraf itu. Tapi, mungkin paling tidak pemerintah bisa menggratiskan pendidikan, kalau tidak sampai SMA mungkin sampai SD. Karena, bagaimanapun juga, pendidikan sangat berperan penting dalam perkembangan suatu negara.

Apa manfaat ocehan saya yang ini?
Perlu kita ketahui sebelumnya, seminar ini diadakan oleh kakak-kakak dari Universitas Brawijaya, Malang. Bukan Om-Om atau Tante-Tante, tapi kakak-kakak yang sedang menjalankan studinya dengan banyak ulangan dan PR juga. Tapi, seminar yang mereka bawakan baik dan mengena. Amazing kan? :)

Foto kakak-kakak dari UB yang ikut AIESEC (thanks buat bimbingannya! :D)

Buku, Sumber Kepintaran Negara Luar?

Halo halo, saya balik dengan topik menarik lain :D


Banyak ga di antara kalian yang suka baca buku? Banyak pasti, terutama komik dan novel.
Tapi, di negara luar, penduduk mereka bukan baca komik, tapi baca buku pengetahuan. Kenapa mereka bisa suka baca? Karena di sana harga buku MURAH. Jadi dengan begitu, penduduk bisa tertarik untuk membaca, dan mereka bisa dengan mudah dan murah untuk mendapatkan pengetahuan. Lihat di Indonesia, banyak anak yang putus sekolah karena harga buku MAHAL. Paling tidak, walaupun tidak sekolah, mereka bisa belajar kalau ada buku. Tapi apa daya, harga buku pengetahuan juga mahal sehingga pendidikan juga tidak berjalan baik.

Dilihat juga, di negara lain, jarang banget dijual komik. Beda dengan di Indonesia, di tiap toko buku pasti ada komik. Tapi di negara lain, ga banyak yang jual komik. Paling yang ada majalah mingguan.

Nah, apa lagi yang mendukung agar penduduk bisa suka membaca? Saya diceritai teman dari Taiwan. Di sana, ada satu toko buku, bertingkat-tingkat. Di sana, ada sofa yang empuk+meja, ada musik instrumen pelan, dll. Intinya, suasana mendukung banget buat baca. Dan lagi, kalau di sana, bisa duduk baca sampai malam, ga ada yang ngusir. Jadi dengan gitu, lama-lama mereka merasa membaca itu asyik, dan ketagihan membaca.



Bisa juga dengan metode yang ada di sekolahku. Setiap seminggu sekali, ada jam pelajaran yang namanya jam perpus. Di sini, murid-murid digiring ke perpustakaan sekolah, dan diharuskan membaca di sana. Boleh baca komik, atau buku lain. Paling tidak, dengan hal begini, bisa menumbuhkan sedikit demi sedikit minat membaca pada murid. Tapi, kalau menurutku, dianjurkan hal ini dimulai sejak SD. Karena anak yang masih kecil, lebih mudah dibentuk daripada mereka yang sudah besar.

Segini aja masukan tentang pentingnya membaca buku dari saya. Moga-moga bermanfaat bagi teman-teman sekalian :)

Indonesia, Negara yang Kaya!

Hei, kita perlu mensyukuri kita bisa hidup di Indonesia. Kenapa? Karena negara kita kaya sekali. Kaya apa? Kaya budaya, suku, dan tata krama.



Di sekolahku, setiap dua tahun sekali ada event yang namanya Pelangi Bangsaku. Apa sih event ini? Nah, kita intip dulu sekolahku. Di sekolahku, banyaaakkk murid dari luar kota Malang. Ada yang dari Kalimantan, Sulawesi, Papua, Sumatera, Bali, dll. Singkatnya, dari Sabang sampai Merauke. Nah, untuk mempererat tali persaudaraan sesama murid sedaerah, dibentuklah event ini. Jadi mereka bisa saling mengenal sesama murid yang sedaerah Jawa Timur, sedaerah Bali, sedaerah Kalimantan, sedaerah Papua, dll. Nanti, di event ini, murid-murid yang berkumpul akan membuat stand perwakilan daerahnya dan menjual+mempertunjukkan apa aja yang khas daerah masing-masing. Misal, yang daerah Papua, stand mereka dihiasi gubuk buatan. Mereka juga jual tas buatan tangan yang dibuat dari anyaman pohon. Ada juga yang dari daerah Bali, misalnya. Mereka jual makanan khas Bali, seperti Pie Susu, dll. Bahkan, selain Nusantara, ada juga stand untuk English Corner, Mandarin Corner, dan Jepang Corner. Yang lebih hebatnya lagi, desain stand, dekorasi stand, bahan jualan, mereka buat dan pikirkan sendiri (Tapi ada guru pembimbingnya juga sih :D). Dan yang lebih hebat lagi, mereka menghias stand di tengah-tengah sibuknya ulangan dan PR (Ingat! Ada yang buat gubuk buatan juga lho..). Amazing, right? :) Siapa bilang orang Indonesia ga bisa apa-apa? SALAH BESAR! Orang Indonesia amazing banget, hebat banget! Mereka adalah pekerja keras!
Apa manfaat yang bisa diambil dari sini? Untuk menghilangkan diskriminasi yang ada, pertama mulai dari keluarga, kemudian dari sekolah! :)

Contoh foto dari stand Papua.. ☺



Foto sebelah kiri, dibuat sendiri sama para murid menggunakan bambu, jerami, dll.
Foto sebelah kanan, gubuk buatan yang tadi saya bilang. Mereka juga memanfaatkan gubuk itu bukan sekedar hiasan, tapi juga untuk menghasilkan uang, dengan cara pengunjung yang mau akan difotokan bersama gubuk tersebut, lalu fotonya langsung dicetak jadi hari itu juga. Laris lho! :D

Contoh foto lainnya ☺



Foto kiri: foto gapura masuk ke stand Pelangi Bangsaku.
Foto kanan: foto stand Jakarta.

Next, bangsa kita kaya tata krama dan kesopanan. Kok bisa? Back to my school again. Sekitar dua bulan lalu ada orang Aussie ke kota Malang, kan? Nah, mereka tinggal di asrama sekolah. Mereka juga sempat sekolah sebentar. Dan akhirnya, bisa ditebak, mereka jadi selebriti. Spontan aja, anak-anak di sekolah pada minta FB mereka, e-mail mereka. Selang beberapa minggu, salah seorang dari mereka share status, kalo bukan orang Aussie, friend request nya ga aku terima! (dalam bahasa Inggris tapi..)
Bisa dilihat, orang luar tidak "seramah" orang Indonesia. Mereka tipe orang yang cuek, lebih to the point. Kalo ga ada perlunya, ga usah ngomong sekalian aja. Gaya mereka adalah gaya seperti itu. Lihat kan? Orang Indonesia adalah orang yang berbudaya, perhatian, dan pengertian satu sama lain. Kita orang Indonesia, menganggap ini adalah suatu keramahan, tetapi bagi mereka, ini agak mengganggu. Jadi, kalau kalian punya teman orang luar, berhati-hatilah kalo ngomong. Karena budaya kita berbeda dengan mereka, jadi jangan dipaksakan :)



Apa manfaat dari ocehan saya yang panjang lebar ini? Negara kita kaya budaya. Jangan jadikan hal itu sebagai suatu alasan untuk diskriminasi. Bukankah bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh?

Mengapa saya agak banyak menyinggung topik diskriminasi? Karena bagi saya, negara kita adalah negara yang hebat. Penduduknya banyak, dan banyak di antara mereka yang merupakan pekerja keras. Tapi, jika saya lihat, hanya karena setitik kecil masalah diskriminasi, semua itu runtuh sekejap. Sama seperti sebuah meja. Ada empat kakinya. Anggap saja tiap kakinya adalah tiap suku di negara kita. Bukankah meja itu bisa berdiri tegak jika keempat kakinya dalam keadaan setimbang, alias dalam keadaan harmonis? Maka, untuk memajukan Indonesia kita, hal pertama yang harus kita atasi adalah masalah diskriminasi ini.



Saya harap postingan ini memberikan setitik inspirasi untuk Anda semua.. :D

Sekolah di luar? Kenapa ga di dalam negeri aja?

Yo readers! Hari ini aku chatting sama temenku yang berasal dari Singapore. Dia cerita soal beasiswa yang ditawarin di sekolahnya, dan dia nawarin aku. Aku tanya, memang di sana banyak orang Indonya? Dia jawab iya, banyak orang Indonya.
Nah sekarang pertanyaannya: kenapa mereka milih sekolah jauh-jauh di luar negeri, padahal di Indonesia juga banyak sekolah yang bagus?

Setelah survei dari beberapa temenku, aku tahu. Mereka pilih sekolah di luar karena:
1. Di negara luar biasanya lebih aman. Ga banyak copet, jambret, dll. Soalnya peraturan di sana ketat+tegas.
2. Dilihat dari kemakmurannya. Mereka pikir di sana bisa lebih berhasil dan lebih bermutu. Buktinya negaranya makmur.
3. Transportasinya memadai. Banyak transportasi umum yang bisa digunain, seperti MRT, bus, dll. Jadi mudah banget keliling kota, karena akses transportasi mudah.
4. Nah, alasan yang terakhir ini alasan yang agak rasis, tapi ayo kita tanggapin alasan ini dengan kepala dingin. :) Menurut mereka, paling tidak etnis Chinese mempunyai kesempatan lebih besar untuk lebih maju di negara lain, karena diskriminasi tidak sebesar di Indonesia.

Nah, sekarang mari kita bahas satu-satu keempat poin di atas.
Yang pertama, tentang keamanan. Yah, kita, orang Indonesia pasti mengakui hal itu. Kenapa? Kalau menurutku, itu karena pemerintah di sana tegas. Apa yang tidak boleh ya tidak boleh. Walaupun yang melanggar pejabat, kalau harus dihukum ya dihukum. Aku pernah ke Singapore satu kali. Di sana, yang aku lihat, ga ada yang namanya jalanan itu kotor. Bersih banget. Terus, aku pernah denger cerita dari temen mamaku. Waktu itu temen mamaku melanggar aturan lalu lintas. Belok di tempat yang harusnya ga boleh belok. Waktu itu memang ga langsung ditegur sama polisi. Tapi setelah itu, ga lama, ada surat dari pemerintah, isinya tanggal, waktu, tempat, sama jenis kesalahan, dan tantenya itu langsung disidang. Akhirnya kena denda. Kenapa lagi di luar bisa aman? Mungking karena aparat keamanannya ga bisa disogok, jadi peraturan jalan terus!

Terus, yang kedua, kemakmuran negara. Di sini, kita harus mikir dulu sebelum ambil kesimpulan. Mari kita telaah dari awal. Kalian juga tahu, kalau ternyata banyak pelajar Indonesia yang berhasil dapat beasiswa ke negara luar (di sini kita ambil Singapore, karena Singapore yang paling banyak memberikan akses untuk Indonesia, bahkan beasiswa mulai diberikan untuk siswa SMP/SMA). Kenapa pemerintah Singapore berani menawari orang Indonesia beasiswa? Karena mereka tahu, kalau orang-orang di negara kita (juga negara lain) banyak bibit unggulnya. Setelah kupertimbangkan lagi, ada satu hal yang mengganjal. Mungkinkah Singapore bisa maju karena orang Indonesia juga? Mungkin aja. Kan yang ada di sana mereka yang berkualitas. Berarti sebenernya orang Indonesia ga kalah dong sama Singapore? So pasti. Lha terus kok Indonesia ga maju-maju? Kenapa? Karena, mereka, para generasi muda sekarang berpikir bahwa pendidikan di Indonesia kurang memadai. Mereka pikir hanya lulusan luar negeri saja yang bisa hidup makmur. Akhirnya, mereka menetap di sana dan ilmunya ga turun-turun ke Indonesia.

Sebetulnya, dengan adanya beasiswa ke luar negeri ini Indonesia mengalami kerugian. Kenapa? Karena, seperti misalnya mereka yang ke Singapore, mereka sekolah di sana seperti terikat "kontrak" karena beasiswa mereka. Baru boleh pulang kalo studinya udah slesai. Lama-lama mereka kerja di sana, kalau bisa bahkan ketemu jodoh orang Singapore juga, sehingga akhirnya mereka menetap di Singapore. Apa yang terjadi? Indonesia kekurangan lagi satu bibit unggul. Jadi, guys, jangan tertarik pendidikan di luar sana. Memang itu bagus, tapi ingat, kita di sana belajar di negara orang untuk mengambil ilmunya, supaya bisa dipraktekkan di negara kita. :D

Next, yang ketiga. Urusan transportasi. Balik lagi ke Singapore, di sana ada MRT. dari satu daerah ke daerah lain. Memang, kalau dari daerah, Singapore negara yang kecil, jadi pake MRT aja cukup. Tapi, selain MRT, di sana juga banyak bus. Karena itu, akses transport lebih memadai. Apakah kita tidak mungkin membuat hal yang sama? Kalo ga MRT minimal bus lah? Tentu aja kita bisa. Tapi, yang paling utama adalah mengurangi kendaraan pribadi, terutama motor. Kenapa motor? Karena sekarang akses untuk mendapatkan motor lebih mudah. Bisa kredit. Bahkan kalo kredit malah dapat lebih murah daripada bayar tunai. Akhirnya jalanan makin padat, macet, kendaraan umum tidak terlalu berguna. Kalau kondisinya begitu, banyak kendaraan umum pun percuma, karena sama aja tidak bisa sampai tepat waktu. Mending beli motor aja, lebih ramping, bisa nyelip-nyelip, lebih cepat sampai. Itulah yang menjadi pikiran sebagian orang. Karena itu, supaya kita bisa memaksimalkan penggunaan kendaraan umum, paling tidak motor itu harus dikurangi.

Nah, terakhir alasan yang keempat. Jangan keburu marah dulu, kawan. Jangan merasa tersinggung dengan alasan yang keempat. Memang hal itu ada benarnya. Buktinya, di beberapa universitas negeri, kursi yang diberikan untuk mereka yang etnis Chinese hanya beberapa persen, alias beberapa kursi saja. Mungkin hal itulah yang membangkitkan mereka, mahasiswa beretnis Chinese, untuk sekolah di luar negeri, agar tidak kena diskriminasi. Ada pula yang takut buat sekolah di sini karena pengaruh papa mama, kakek nenek mereka. Kok bisa? Karena mereka takut dengan kengerian yang mungkin pernah mereka alami waktu kerusuhan Mei 98. Mungkin papa mama mereka khawatir, cemas kalau hal yang sama terjadi pada anak mereka. Karena itu, sebisa mungkin, anak-anak mereka sekolah di luar saja.

Bagaimana caranya supaya bibit-bibit unggul ini tidak hilang? Perlu menambah kursi di universitas-universitas negeri? Kalau mereka memang benar-benar berprestasi, mengapa tidak? Mengapa kita perlu mendiskriminasikan sesama teman kita? Padahal kita kan sama-sama Bangsa Indonesia. Tak perlu melihat asal-usul dari etnis mana, kampung mana, suku mana. Yang penting kan kita mau belajar bersama untuk membangun Indonesia agar lebih maju, stuju? :)

Ok, sekian dulu postingannya. Moga-moga bermanfaat bagi kalian semua dan memberikan inspirasi.. Maaf jika ada kesalahan kata :)

Welcome and Enjoy!

Hei semua! Aku coba ikutan buat blog untuk lomba blog Ma Chung. Temanya Indonesiaku bukan Indonesia Indonesiaan. Yah, aku anggap temanya berarti kita kritis terhadap keadaan negara kita. Agak bingung sama temanya sih, tapi coba-coba aja. Hehe. Moga-moga tulisanku bisa memberi kalian inspirasi dan bermanfaat bagi kalian..
Happy blogging ^^

Sponsored By

Photobucket Photobucket